Beranda Berita Photo Deloitte Consulting Rillis Survei Fin Tech Indonesia 2016

Deloitte Consulting Rillis Survei Fin Tech Indonesia 2016

BERBAGI

Serpong, Beritatangsel.com – Bekerjasama dengan Asosiasi Fintech Indonesia, Deloitte Consulting merilis laporan hasil survei Fintech Indonesia 2016 terhadap industri teknologi jasa keuangan (Fintech) di Indonesia. Beberapa temuan utamanya antara lain adalah bahwa kolaborasi dan kemitraan strategis di butuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui inovasi keuangan digital.

Hasil survei ini di paparkan di acara Indonesia Fintech Festival & Conference yang di selenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI dan Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia bertempat di Ruang Garuda ICE BSD Tangerang Selatan, Senin (29/08/2016).

Temuan utama survei Fintech Indonesia 2016 menunjukkan bahwa mayoritas perusahaan fintech Indonesia mengharapkan terjalinnya pola-pola kerjasama secara lebih luas dengan banyak pilihan lain.

Sebanyak 44 % perusahaan fintech tersebut menyebutkan kolaborasi merupakan salah satu faktor yang menjadi prioritas mereka, dan 51 % lainnya menyatakan kolaborasi sebagai hal yang sangat penting dilakukan. Hal ini memperlihatkan bahwa lingkungan yang kolaboratif dapat mendorong hasil yang baik dan membawa manfaat yang lebih luas.

Sebagian besar perusahaan fintech yang di survei (38 %) menekankan bahwa peningkatan penerapan best practises merupakan manfaat terbesar yang bisa di ambil dari perluasan kerjasama di antara pemain fintech Indonesia.

Sementara itu, 25% dari mereka menyatakan percaya bahwa hal tersebut akan mengembangkan kemampuan mereka dalam memanfaatkan data pasar dan menganalisis profil pengguna layanan mereka.

Karaniya Dharmasaputra selaku Sekretaris Jenderal Asosiasi Fintech Indonesia, dalam conference press mengatakan, saat ini kita sedang berada di tengah era inovasi keuangan, terutama dengan begitu pesatnya perkembangan di area ini.

“Melalui survei ini, kami ingin menyoroti bagaimana kolaborasi di antara pemain fintech dan regulator dapat semakin meningkatkan akses masyarakat Indonesia terhadap layanan-layanan keuangan, khususnya dengan memanfaatkan teknologi,” paparnya.

Baca Juga :  DKM Masjid Al Bainah Serpong Park Copot Spanduk Provokatif

Masih katanya, karena dari itulah, kenapa peningkatan kerja sama antara perusahaan-perusahaan fintech di Indonesia menjadi salah satu tujuan strategis asosiasi kami.

Pada waktu yang sama, Karaniya Dharmasaputra menambahkan perlu di garis bawahi bahwa salah satu temuan utama survei ini mengungkapkan bahwa banyak perusahaan fintech menghadapi berbagai kendala untuk memperdalam inklusi keuangan dan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia tidak paham atau mendapatkan informasi yang salah tentang sistem keuangan.

“Karena itulah, kami akan terus mendorong terciptanya berbagai kolaborasi dan semakin mengintensifkan program-program edukasi untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat, supaya tercipta ekosistem fintech yang mendukung Indonesia,” terangnya.

Erik Koenen selaku Advisor untuk OJK dari Deloitte Consulting, dalam conference press juga menjelaskan, Berkembangnya pengguna teknologi di sektor keuangan, membuktikan bahwa pasar Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, dan ini perlu menjadi salah satu agenda penting pemerintah, sebagaimana di tunjukkan dalam laporan survei kami ini.

“Kolaborasi antara perusahaan fintech atau antara perusahaan fintech dan lembaga keuangan ini merupakan faktor penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Erik Koenen.

Ada lima area fintech yang memiliki kebutuhan paling tinggi dalam regulasi, yaitu ; payment gateway 60%, e-money atau e-wallet 58%, mekanisme Know Your Client (KYC) 57%, peer to peer (P2P) lending 57%, dan digital signature 54%.

Survei Fintech Indonesia 2016 yang di lakukan oleh Deloitte ini berupaya mengungkap tantangan utama yang di alami oleh pemain- pemain fintech di Indonesia saat ini dan mencari cara untuk mengatasinya.

Lebih dari 70 perusahaan fintech membagi pengalaman, keahlian, dan pemikiran mereka dengan mengikuti survei ini. Adapun metodeloginya terdiri dari tiga aktivitas yaitu survei komprehensif untuk beberapa CEO terpilih dari perusahaan fintech, pengumpulan respons dan analisa serta validasi kesimpulan oleh team konsultan bisnis. (Putra)